BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 07 Desember 2009

BudaYa Madura Sebagai Media Dakwah



TOPENG DALANG MADURA YANG MENGANDUNG UNSUR SPIRITUAL

Konon topeng dikatakan sebagai bentuk keseniaan yang paling tua,karena topeng pada masa lalu dipergunakan oleh penganut Animisme dan Hinduisme ketika mengalami sesuatu yang mengkhawatirkan, seperti : bencana alam ataupun penyakit.Pada masa itu topeng digunakan sebagai media untuk berhubungan dengan alam ghaib ,dengan para penguasa alam lain,dengan roh-roh nenek moyang .Pementasan Topeng pada zaman itu dimaksudkan agar mampu berdamai sekaligus mengusir roh-roh jahat yang mengganggu kehidupan mereka.
Selain ludruk,topeng merupakan bentuk teater rakyat yang palin popular di daratan pulau Madura.Menurut babad Madura yang ditulis pada abad 19,topeng dalang pertama kali dikembangkan pada abad ke-15 di desa Proppo,kerajaan Jambwaringin,Pamekasan pada masa pemerintahan Prabu Menak Senaya inilah pertama kali menumbuhkan topeng di wilayah Madura,karena bukti-bukti keberadan topeng di daerah proppo banyak diketemukan.Yang dijadikan model pembuatan topeng (tatopong-bahasa Madura) adalah figure tokoh-tokoh pewayangan.
Mengingat hubungan Madura dengan kerajan Majapahit dan Singosari yang mesra,tak dapat dipungkiri bahwa topeng dalang Madura merupakan kelanjutan dari teater topeng di kedua kerajaan Jawa Timur tersebut.Namun dalam perkembangannya,topeng di Madura menempuh jalan sendiri,lebih-lebih ketika agama Islam mulai masuk ke pulau Madura.Unsur-unsur cerita yang dipentaskan,banyak menyelipkan penjabaran nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai moral serta nilai filosofi yang berlandaskan ajaran islam.Benuk-bentuk penggarapan topeng pun mulai dihubungkan dengan hasil modifikasi topeng yang dirancang pada era para wali,terutama dalam hal kesederhanaannya.
Pada abad ke-18 topeng dalang yang semula merupakan teater rakyat,kemudian diangkat menjadi kesenian istana.Di dalam lingkungan istana,ragam hias topeng yang sederhana dimodifikasi kembali.Bentuk dan kehalusan ukirannya diperindah,begitu pula dengan seni karawitannya,seni pedalangan sekaligus pemanggungan /pementasan.Sehingga pada masa itu,merupakan masa berkembangnya sastra Madura.Apalagi hubungan antara raja Mataram semakin erat,sehingga pengaruh Mataram tak dapat dielakkan lagi.
Perkawinan antara seorang keluarga kerajaan Mataram dengan keluarga Madura,yaitu Pangeran Buwono VII (1830-1850) dengan salah satu putri raja Madura (Bangkalan),semakin mengokohkan jalinan kekeluargaan.Karena mertuanya senang dengan topeng dalang,Paku buwono VII memberikan hadiah seperangkat topeng lengkap dengan busana dan perlengkapannya.Kehadiran topeng hadiah dari Solo ini sedikit banyak berpengaruh pada seni topeng Madura,terutama kehalusan ukiran-ukirannya.
Pada abad ke-20,setelah karajaan-kerajaan mulai hilang dari bumi Madura,topeng Dalang kembali menjadi kesenian rakyat dan mencapai puncak kesuburannya sampai tahun 1960.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya grup kesenian,banyaknya dalang dan banyaknya pengrajin topeng di berbagai pelosok.Memasuki decade 1960-an topeng dalang mengalami masa surut.Hal ini disebabkan banyaknya tokoh-tokoh topeng yang meninggal dunia,sedangkan tokoh-tokoh muda belum muncul dan menguasai seni topeng dalang.
Pada tahun 1970-an topeng dalang kmbali bangkit dan itu tidak terlepas dari jasa dalang tua Sabidin (dari sumenep), yang tetap bertahan dan eksis dalam menggeluti topeng dalang sekaligus mendidik kader-kader muda yang berasal dari beberapa daerah di sumenep.Pengkaderan diprioritaskan pada penguasaan materi pedalangan maupun mendidik penari-penari topeng.Kerja keras dalang Sabidin membuahkan hasil,murid-murid hasil didikannya mampu menguasai dan melestarikan kembali seni topeng dalang.

Karakteristik Topeng Madura
Adapun bentuk topeng yang dikembangkan di Madura,berbeda dengan topeng yang ada di Jawa,Sunda dan Bali.Topeng Madura pada umumnya lebih kecil bentuknya kecuali Semar,hampir semua topeng itu diukir pada bagian atas kepala dengan berbagai ragam hias.Ragam hias yang paling popular ialah hiasan bunga melati.Sedangkan untuk tokoh-tokoh penguasa zalim digunakan ragam hias badge,yaitu lambing yang dipakai para penguasa colonial belanda.Selain itu topeng Madura ada dua jenis,satu berukuran seluas telapak tangan ,satu lebih besar.Bentuk topeng ini tidak sepenuhnya bisa menutup wajah penari,terutama dagu,maka gerak dagu dalam setiap pementasan tidak dapat disembunyikan,dan ini memberikan nilai estetik tersendiri.
Adapun penggambaran karakter pada topeng Dalang selain tampak pada bentuk muka juga dalam pemilihan warna.Untuk tokoh yang berjiwa bersih dan suka berterus terang digunakan warna putih.Sedangkan warna merah,digunakan untuk tokoh-tokoh tenang dan penuh kasih saying (took yudistira),hitam untuk tokoh yang arif bijaksana,bersih dari nafsu duniawi (tokoh wayang krisna).Untuk penggambaran tokoh anggun dan berwibawa,digunakan warna kuning emas (tokoh wayang subadra).Sedangkan penggambaran tokoh yang pemarah,licik dan sombong memakai warna kuning.
Begitu pula konsep karakter tokoh topeng,setelah menyebar ke berbagai wilayah para dalang memodifikasi sesuai dengan karakter daerah di mana topeng itu tumbuh dan berkembang.Sehingga tidak mengherankan kalau konsep karakter tokoh-tokoh wayang Madura dengan konsep karakter topeng Jawa Tengah agak berbeda.Salah satu contoh adalah di lingkungan Astina,Suyudana sang Raja,ternyata oleh orang Madura dicitrakan sebagai raja yang lemah lembut,dan topengnya diberi warna hijau syahdu.Di Jawa Tengah dan Solo,Sayudana adalah Raja yang citranya keras dan cenderung kasar.
Ciri khas yang paling spesifik dan unik dari topeng dalang Madura adalah dipakainya ghungseng (giring-giring) dipergelangan kaki penari.Pemakaian ghungseng (giring-giring) tersebut bukan hanya sekedar hiasan,bunyi giring-giring yang selalu terdengar ketika setiap kaki penari bergerak menjadi alat bantu yang ekspresif sekaligus menjadi media komunikasi para penari sepatah pun tidak boleh berdialog (dialog dilakukan sang dalang ,dan tokoh Semar).Disamping itu,ghungseng dipergunakan sebagai kode perubahan gerak dalam cerita,misalnya bunyi sreng (panjang) berarti ase rek dan bunyi kroncang-kroncang berarti para pemain sedang berjalan.Ghungseng biasanya dikenakan oleh para pemain yang berperan sebagai tokoh antagonis.
Topeng dalang Madura yang dikenakan para pemain,terkesan cukup sederhana,bersahaja dan agak kaku ukirannya,inilah salah satu hal yang membedakan dengan topeng Yogyakarta,solo,bali,ataupun daerah Jawa lainnya.Barangkali karakteristik topeng Madura diidentikkan dengan pembawaan dan karakter orang Madura yang terkenal keras,kaku tapi polos dan jujur.
Adapun dalam setiap pementasan seluruh pemain topeng dalang serta seluruh penari didominasi pemain laki-laki.Setiap pementasan dibutuhkan penari sebanyak 15sampai25 orang dalam setiap lakon yang dipentaskan semalam suntuk.Adapun aksesoris yang dibutuhkan para pemain meliputi: teropong,sapiturung,ghungseng,kalong(kalung) rambut dan badung,sedangkan untuk pemeran wanita,aksesoris tambahan berupa sampur,kalung ular,gelang dan jamang.
Topeng sebagai Media Dakwah
Topeng merupakan bentuk kesenian teater rakyat yang paling kompleks dan utuh.Hal tersebut disebabkan dalam kesenian topeng mengandung unsure cerita,unsure tari,unsure music,unsure pedalangan dan unsure kerajinan.Sehingga bentuk kesenian ini dianggap paling pas untuk digunakan sebagai media dakwah.Oleh para Sunan dan dalang inovatif dan kreatif,tokoh-tokoh baru diciptakan dan alur cerita mengalami perubahan,dari cerita yang syarat dengan bobot filsafat dan filosofi Hindu,diganti dengan tooh-tokoh dan alur cerita yang mengandung bobot nilai-nilai moral dan nilai-nilai filosofi islami.Tanpa mengubah tema cerita ,yaitu peertentangan dan konflik antara tokoh antagonis dan protagonist.Bahwa kebajikan akan selalu menang melawan kebatilan.
Sebagai media dakwah,kesenian topeng telah menjelajahi hampir semua wilayah nusantara dan telah mengalami perubahan.Oleh sutradara – sutradara yang kreatif dan inovatif,cerita-cerita baru,tokoh-tokoh baru diciptakan sesuai karakter daerah dimana topeng itu dipentaskan.Sehingga tidak mengherankan,apabila alur cerita dalam pementasan topeng tidak murni lagi menjalankan alur cerita yang bersumber dari kisah Ramayana dan Mahabarata.Melalui tokoh-tokoh yang dimainkan,nilai-nilai keagamaan,nilai-nilai moral ditanamkan kepada penganutnya.Hal itu dilakukan dengan jalan menciptakan bait-bait,gending-gending maupun jalinan kisah (cerita) yang mengandung nilai-nilai moral,nilai-nilai filosofi Islami.
Sebagai seni pertunjukan rakyat,teater topeng Dalang dipentaskan untuk memeriahkan berbagai acara,misalnya : upacar perkawinan,selamatan desa dan laut,khaul (peringatan yang berhungan dengan meninggalnya seseorang/tokoh.),serta ritual rokat.Adapun kisah-kisah yang dimainkan disesuaikan dengan suasana hajatan.Misalnya,ruwatan untuk anak bungsu yang mengambil kisah Pandawa Bungsu.
Prosesi Pertunjukan
Seperti halnya Ludruk,salah satu jenis kesenian Jawa Timur yang mengawali setiap pementasan dengan “ngremo”,Topeng Dalang juga membuka pagelaran dengan penampilan tarian.Dalam setiap pementasan biasanya yang ditampilkan adalah jenis tarian sacral.Setelah tari pembukaan,Dalang membuka dengan pemaparan prolog/panorama.Kemudian disusul tembang- tembang Suluk,alunan tembang ini mengantarkan para penonton untuk memasuki ini cerita yang akan dipentaskan.Suluk dan dialog dalam topeng Dalang Madura memakai bahasa Madura halus.Untuk Suluk pembukaan memakai bahasa Jawa kuno,hal ini membuktikan bahwa topeng awalnya berasal dari satu sumber.
Dalam setipa pertunjukan,tokoh utama yang menggerakkan semua pemeran adalah Dalang.Ki dalang sebagai pemimpin orchestra gamelan,menyajikan suluk narasi dan mengucapkan dialog.Dengan suaranya yang lembut,kadang menghentak keras di dalam memimpin penari-penari di belakang topeng.Semua pemeran lakon/penari tidak berbicara,kecuali Semar.Karena dialog dan nyanyian seluruhnya diucapkan oleh dalang yang duduk dibelakang layar.Pada layar tersebut dibuat lubang kecil,dari lubang berbentuk segi empat inilah dalang mengisahkan lakon sesuai dengan cerita.Di depan layar,para pemain lakon menyesuaikan dengan gerakan-gerakan tari setiap alur yang dikisahkan dalang.
Setiap lakon yang dibawakan selalu sarat dengan gaung cinta,adegan heroic ataupun beragam petuah bermakna filosofis kehidupan yang kental.Ditambah dengan gerak tarian,terangkai dalam gerak yang kompleks.Kadang-kadang gerakan tarinya halus,lemah lembut dan melankolis,lalu berubah kasar,kakuh dan sedikit naïf,namun dibawakan dengan emosi yang penuh ekspresif.Dalam setiap pementasan penampilan parah penari sangat sedehana tetapi ekspresif.Sekalipun setiap gerak tari agak naïf dan sedikit kakuh,namun mengandung nilai spiritual yang tinggi.Dan itu merupakan salah satu nilai plus karena nilai-nilai yang terkandung dalam setiap gerakan masih brilian,bersih dan otentik.
Adapun gerakan atau gaya tarian yang dipakai dalam pertunjukan topeng dalang ada beberapa macam,di antaranya: Tandhang Alos (Tari Halus),Tandhang Baranyak (Tari Sedang),Tandhang Galak (Tari Kasar),dan putrid (gerak penari perempuan).Masing-masing Tandhang ini diiringi oleh gending-gending tersendiri.Tandhang Alos diiringi gending-gending Puspawarna,Tallang,Rarari,dll.Tandhang Baranyak diringi gending-gending,Calilit,Pedat dan Lembik.Sedangkan tandang Ghalak diringi gending-gending Gagak,Pucung,Kwatang Serang,dan Gunungsari.Alat-alat music yang dipakai adalah gamelan,ditambah lagi crek-crek yang dipakai oleh dalang.
Nilai plus pada Topeng Dalang Madura adalah suasana dengan nuansa magis yang dibangun oleh bunyi gemerincing ghungseng.Seolah-olah getaran ghungseng menyebar ke seluruh arena membentuk suasana yang diperlukan ,baik suasana sedih ,gembira ataupun tegang.Apalagi ketika penari menghentrak-hentakkan kaki,sepanjang pertunjukan tak sepi dari suasana ghungseng,apabila disimak memang suara satu dan lainnya memberikan ekspresi tersendiri.
Pada masa lalu,lakon yang dimainkan dalam Topeng Dalang banyak mengambil kisah Panji atau kisah-kisah seperti Damar Wulan.Namun dalam perkembangannya,kisah-kisah yang dipentaskan saat ini banyak mengambil cerita dari epic Ramayana dan Mahabrata yang ditambah cerita-cerita carangan yang tokoh-tokohnya tetap merupakan tokoh-tokoh Ramayana atau Mahabharata.
Dalam setiap pementasan kisah Mahabharata lebih sering ditampilkan.KArena kisah-kisah dalam Mahabharata terdapat lebih banyak pertentangan,perseteruan dan konflik.Konflik multidimensi,dari masalah cinta,perang saudara,perebutan tahta,ideology maupun pertentangan antara anak dengan orang tua,murid dengan guru,saudara dengan saudara.Konflik-konflik tersebut dibumbui dengan aduh kedigdayaan,baik berupa senjata mustika maupun kesaktian yang dimiliki oleh para kesatria.
Sebagai media dakwah,cerita dalam epic Mahabharata telah dimodifikasi sedemikian rupa.Tokoh-tokoh dan alur cerita tetap sama.Namun isi maupun filosofinya diubah menjadi cerita yang bercerita dan bernafaskan Islam.Hal ini dapat dibuktikan dalam cerita Mustakaweni atau Hilangnya Jimat Kalimosodo.Jimat Kalimosodo adalah sebuah senjata pusaka yang berkekuatan istimewah yang dapat digunakan untuk maksud apa saja sesuai dengan kehendak pemiliknya.
Cerita jimat Kalimosodo adalah asli buatan Demak.Maksudnya Azimah = jimat (sesuatu yang bertuah/sakti).Sada = Syahadat (Persaksian,bukti diri),jimat Kalimosodo berarti Azimah Kalinat Syahadah,mempunyai kesaktian luar biasa dan dimiliki oleh keluarga – keluarga yang baik seperti Pandawa.Sedangkan Pandawa Lima ,ada yang mengartikan Rukun Islam yang Lima,atau Lima waktu sholat dan lain lain.
Teater Tradisional Masyarakat Pinggiran
Teater topeng dalang Madura,satu-satunya teater tradisional yang mampu menaikkan pamor seni tradisi.Di era tahun 80 sampai 90-an,Topeng Dalang Sumenep (Madura) malanglang buana ke balahan benua Amerika,Asia, dan Eropa.Kota-kota bear dunia yang disinggahi pada waktu itu adalah Negara London,Amsterdam,Belgia,Perancis,Jepang,dan New York.Penampilan seni tradisional tersebut ternyata mampu memikat , memukau, menghipnotis dan menimbulkan decak kagum para penonton.Begitu hangat sambutan masyarakat internasional terhadap teater tradisional ini.
SANGATLAH DISAYANGKAN !!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KEKAGUMAN YANG PERNAH DIBANGUN OLEH PARA DALANG DI MASA ITU,SAAT INI MULAI .PUDAR

Selasa, 24 November 2009

YakinLah

zwani.com myspace graphic comments
Custom Twitter Backgrounds

Kamis, 19 November 2009

Hal yang perLu diperhatikan seorang MUsLimah

kebanyakan saudari muslimah secara tidak sadar atau karena belum tahu hukumnya dalam islam, melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat islam. Hal-hal yang dilarang keras bahkan pelakunya diancam siksaan yang pedih. Padahal Allah sudah memberikan tuntunan dan peringatan serta balasan atas perbuatan yang dilakukan.

1. Kewajiban memakai Jilbab
Masih saja ada yang menanyakan(menyangsikan) kewajiban berjilbab. Padahal dasar hukumnya sudah jelas yaitu:
* Surat Al-Ahzab ayat 59 (33:59)

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan hijab keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebihi mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

* Surat An-Nuur: ayat 31 (24:31)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasanny, kecuali yang biasa tampak padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putri mereka atau putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau buda-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung ”

“(Ini adalah) satu surat yang kami turunkan dan kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya”. (An-Nuur:1)

Ayat pertama Surat An-Nuur yang mendahului ayat-ayat yang lain. Yang berarti hukum-hukum yang berada di surat itu wajib hukumnya.

* Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya:
“Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi (yang bukan mahram/halal nikah), kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.”

* Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.”

* Al-Qurthubi berkata: Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya :
“Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Semoga Allah memberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.”

* Juga berdasarkan sabda Nabi shalallohu 'alahi wa sallam:
“Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai imamnya (penguasa) serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

Masihkah menyangsikan kewajiban mamakai Jilbab?

2. Menggunjing, Gosip = Ghibah
Maaf saudari muslimah, ini juga sangat2 sering dilakukan tanpa sadar. Begitu saja terjadi dan tiak terasa bahwa itu salah satu dosa, karena begitu biasanya. Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah berikut ini:

“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Allah berfirman:

” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

3. Menjaga Suara
Suara empuk dan tawa canda seorang wanita terlalu sering kita dengarkan di sekitar kita, baik secara langsung atau lewat radio dan televisi. Terlebih lagi bila wanita itu berprofesi sebagai penyiar atau MC karena memang termasuk modal utamanya adalah suara yang indah dan merdu. Begitu mudahnya wanita memperdengarkan suaranya yang bak buluh perindu, tanpa ada rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal Dia telah memperingatkan:

“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah bersabda : “Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah)”. (HR. At Tirmidzi, dishahihkan dengan syarat Muslim oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi`i dalam Ash Shahihul Musnad, 2/36).
Sebagai muslimah harus menjaga suara saat berbicara dalam batas kewajaran bukan sengaja dibikin mendesah-desah, mendayu-dayu, merayu, dan semisalnya. Wallahu a’lam

4. Mencukur alis mata
Abdullah bin Mas'ud RadhiyAllohu 'anhu, dia berkata :

"Alloh Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Alloh".

Mencukur alis atau menipiskannya, baik dilakukan oleh wanita yang belum menikah atau sudah menikah, dengan alasan mempercantik diri untuk suami atau lainnya tetap diharamkan, sekalipun disetujui oleh suaminya. Karena yang demikian termasuk merubah penciptaan Allah yang telah menciptakannya dalam bentuk yang sebaik- baiknya. Dan telah datang ancaman yang keras serta laknat bagi pelakunya. Ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.

5. Memakai Wangi-wangian
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata: Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam bersabda:

“Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda shalallohu 'alahi wa sallam:

“Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanah).

Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah: Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian tercium olehnya. Maka Abu Hurairah berkata :

Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133).

Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata :

“Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki” (Al-Munawi : Fidhul Qadhir).

Syaikh Albani mengatakan: Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Berkata Al-Haitsami dalam AZ-Zawajir II/37

“Bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar meskipun suaminya mengizinkan”

sumber :
1. mediamuslim.info

Menjadi Muslimah Sejati

Kita sangat perlu untuk membahas materi ini karena beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini. Kehidupan dengan segala bentuk ‘keanehannya’. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari nilai-nilai agama.

Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’

Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).

Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.

Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.

Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.

Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.

Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.

Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.

Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.

Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.

Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya.

Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan bertambah ketika kita mengetahui bahwa itu semua muncul dari para wanita muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap agama ini. Dari para wanita muslimah yang tumbuh dalam lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak sedikit! Ini kadang-kadang dikarenakan tidak peduli atau tidak memiki pandangan yang utuh yang telah diajarkan Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang. Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengorbankan aspek lain.

Orang yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits akan mendapati begitu banyaknya dalil yang menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita muslimah dalam hubungannya dengan Rabbnya, pembentukan pribadinya dan hubungannya dengan orang lain. Tatanan hidup yang mengatur segala sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan pada kehidupan yang terarah dan seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian.

Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya.

Mencapai tingkat tersebut sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai.

Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah.

Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan taufiq pada kita semua untuk istiqamah dalam agama yang telah dibawa Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

(Sumber Rujukan: Jati Diri Wanita Muslimah oleh Syaikh Ali Al-Hasyimi)

Wanita MusLim

Pada hakikatnya,setiap wanita di dunia ini sama di hadapan aLLah.Tidak peduli ia berkulit hitam atau putih,cantik atau jelek,dari kalangan bangsawan,ningrat atau orang biasa.Allah tidak memandang status mereka.Bagi Allah wanita yang paling mulia adalah mereka yang paling beriman dan paling bertaqwa.Wanita islam atau disebut MUSLIMAH,ia selalu menjalankan perintah dan meninggalkan apa yang menjadi larangan Allah,artinya setiap melakukan ibadah baik itu melakukan sholat maupun melakukan perbuatan-perbuatan hanya semata-mata karena ALLah bukan karena yang lainnya.
Maka sudah barang tentu dia harus melaksanakan kewajiban kewajiban Islam dan rukun-rukunnya dengan cara-cara yang baik dan diridhai Allah.Tidak memilih milih jenis ibadah yang ringan,tidak meremehkan dan juga tidak berlebih lebihan ,maksudnya tidak boleh melakukan tetapi hanya sebatas kemampuan yang kita miliki tidak lebih dari itu.Sebab tujuan makhluk hidup diciptakan ke dunia ini adalah hanya untuk beribadah (mengabdi) kepada Allah.